Sunday, February 17, 2013

Goresan Hati..

Rindu menyapa pagiku.
Serupa kabut, menyelimuti hatiku yang beku.
Adapun dirimu duhai PeRi~ku..
Bukan pelukan, bukan senyuman ataupun kecupan..
Namun punggung beranjak hilang dari pandangan.

Kini..
Dinding-dinding rindu yang dulu kudirikan telah runtuh.
Kenangan indah yang dulu ku rangkai bersamamu tak lagi utuh.
Hancur.. Menjadi kepingan tajam.
Menghujam hatiku meninggalkan luka di dasar hatiku paling dalam.

Haruskah kulupakan..?
Haruskah kenangan indah bersamamu ku hapuskan..?
Haruskah namamu ku kubur dalam-dalam..?

Entahlah..
Biarlah roda waktu tetap berputar dalam porosnya..
Dan aku..???

Ku kan tetap jalani hidupku.
Meski namamu.. Bayang wajahmu..
Bersemayam dalam hatiku.
Memelukku di tiap sepi malamku.

#PeRi

Thursday, February 7, 2013

Mendung.. Hujan..

Mendung, gundah hati bersenandung.
Mendung, gelap dalam hati menggantung.

Hujan, kata hati tertahan.
Hujan, isak tangis berkejaran.

Tak dapat ku katakan.
Tak dapat ku ungkapkan.

Dalam hati ku simpan.

Sunday, February 3, 2013

Sebuah Kasih Yang Tak Tersampaikan..

Berawal dari perkenalan di sebuah jejaring sosial..
Aku dan kamu saling mengenal.

Seperti cermin..
Aku melihat diriku dalam dirimu.
Dengan jingga senja kau tebarkan pesonamu.
Membius hatiku dengan kilau emasmu.

Masih lekat dalam ingatan..
Pada suatu malam, di bawah teduh sinar rembulan.
Aku dan kamu menyatukan asa masa depan.
Yaa.. Sebuah rumah impian.

~Suara gemericik air mengalir dalam dinding kaca.
Ikan berenang dalam lantai kaca.~

Sama sepertiku, aku pun menginginkan itu.
Dalam angan ku goreskan tinta, ku gambarkan semua.
Hingga suatu saat nanti kan terlaksana.

Namun saat itupun tiba..
Kau menghilang, bagaikan senja yang tertelan malam.
Ku hanya bisa menantimu di altar penantian.
Mengharapkan sebuah sapaan.

Memang benar kata orang..
Penyesalan akan datang kemudian.

Malam tadi..
Di perbatasan malam dan pagi.
Di antara bulan dan bintang kau kembali.
Memecah malam-malamku yang telah lama sepi.
Kau menutup hatiku dengan penyesalan tak terperi.

Kau ceritakan semua..
Padahal ku pikir kau telah lupa.

Dan..
Ternyata aku salah..
Kau masih mengingatnya..
Jalan kita tetap sama.
Hati kita pun masih bermuara pada samudra yang sama.
Namun kita terpisah.. Pada sebuah persimpangan rasa..

Sebuah rasa yang tak mampu ku eja.
Ku hanya dapat menuliskan indahmu pada puisi senja.
Begitu indah..
Dengan kilau djingga kau pancarkan sejuta pesona.
Kau buat aku menangis dalam tawa.

Biarlah.. Semua mengalir sesuai dengan alur-Nya.

Pada selembar kertas ku tuliskan.
Sebuah asa yang kini tinggal sebuah kenangan.
Ya.. Tentang aku dan kamu..
Kan ku simpan dalam angan.

Dalam sujud.. Ku panjatkan doa.
Asaku.. Semoga kau bahagia..
Bersamanya kau wujudkan semua impian.
Yang [dulu] pernah kau impikan..

Dan..
Kau perempuan yang mengetuk rindu yang ku simpan diam-diam.. dalam hatiku paling dalam.